5 Setting Kamera Yang Harus Diperiksa Sebelum Mulai Memotret

Pernah tidak mengalami kejadian seperti ini?

  • Anda pulang dari acara memotret dan baru menyadari bahwa tadi di sepanjang pemotretan anda menggunakan ISO 1200, padahal acaranya dilaksanakan di siang bolong saat ISO 200 saja cukup
  • Anda baru menyadari bahwa anda menggunakan settingan white balance untuk mendung, padahal dari awal acaranya dilakukan diruangan dengan penerangan lampu neon

Kesalahan mendasar seperti ini membuat kita harus bersusah payah melakukan koreksi pada foto, kalau satu dua sih tidak masalah, kalau ratusan foto?. Okelah, mungkin dengan bantuan software kita bisa melakukan koreksi dengan relatif cepat, tapi bukankah lebih enak kalau kesalahan seperti ini bisa dihindari sejak awal.

Secara mendasar, ada 5 setting di kamera digital anda yang harus selalu diperiksa sebelum jari memencet tombol shutter pertama kali dalam sebuah sesi pemotretan. Silahkan:


1. Periksa Settingan White Balance Anda

Gunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto. Baca lebih jauh tentang white balance.

2. Hidupkan Highlight Warning Kamera

Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed. Selain menggunakan highlight warning, anda juga bisa memeriksa histogram di LCD kamera digital anda.

3. Periksa Setting ISO


Memotret ribuan foto sekaligus, seperti misalnya saat anda hunting di kebun binatang (baca tips memotret di kebun binatang), tentunya membutuhkan pengaturan ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya, apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.
Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum sesi foto anda dimulai.

5. Periksa Settingan Mode Exposure Kamera



Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual – Aperture Priority – Shutter Priority – Mode Program dan beberapa preset bawaan kamera digital. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.
Lakukan 5 persiapan diatas, maka acara hunting, sesi memotret maupun iseng-iseng memotret acara di RT anda akan lebih lancar dan anda juga akan terlihat lebih jago.


 

Memahami Pengertian White Balance

Setiap pemilik kamera digital paling tidak pernah menemui istilah white balance. Jadi apa itu white balance? Kenapa harus peduli?

Oke mari kita bahas dengan cara yang gampang dan aplikatif.

Apa itu white Balance?

White balance adalah aspek penting dalam dunia fotografi dan berpengaruh pada hasil akhir foto. Alasan kenapa kita perlu memahami white balance adalah karena kita ingin warna foto kita seakurat mungkin. Jadi, white balance berpengaruh terhadap warna foto.

Agar lebih jelas silahkan lihat contoh foto dibawah ini:


Ketiga foto diatas adalah foto yang identik, bahkan ketiganya berasal hanya dari satu foto. Saya hanya mengubah setting white balance-nya dan hasilnya: ketiganya sangat berbeda warnanya. Foto A tampak sangat kebiruan, foto B terlihat cukup normal dan foto C terlihat kekuning-kuningan.

Perhatikan warna cahaya lampu neon dan lampu bohlam, beda bukan? itu karena masing-masing neon dan bohlam memiliki ”temperatur warna“ yang berbeda. Cahaya yang kekuningan (bohlam) disebut hangat sementara cahaya yang kebiruan (neon) disebut dingin.

Alasan kenapa kamera memerlukan setting white balance adalah karena kita memotret dalam kondisi pencahayaan yang berubah-rubah. Mata telanjang kita adalah alat yang super canggih dan mampu beradaptasi (menyeimbangkan) terhadap perubahan warna cahaya, jadi kertas putih dimanapun akan tampak putih bagi kita. Namun kamera tidaklah secanggih mata, karena itu kertas putih belum tentu terlihat putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang berbeda.

Jadi tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau, atau dengan kata lain agar kamera merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahaayan apapun.

White Balance Preset

Anda juga bisa menggunakan preset jika memang tersedia di kamera anda:

  • Auto – kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
  • Tungsten – disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
  • Fluorescent – disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
  • Daylight – biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
  • Cloudy – disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
  • Flash – simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
  • Shade – biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar matahri langsung.

Cara Setting White Balance Secara Manual

Beberapa kamera, terutama SLR dan prosumer, menyediakan fasilitas setting white balance manual. Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur warna sumber cahaya kita. Ini biasanya terjadi dalam pemotretan dengan sumber pencahayaan yang lebih kompleks (lebih dari satu jenis temperatur warna).
Kita bisa memanfaatkan kertas putih untuk tujuan ini. Artikel ini membahas lebih detail cara setting manual white balance menggunakan kertas atau tembok putih.
Cara yang lebih mudah dan akurat adalah dengan menggunakan aksesoris tambahan yang bernama expodisc atau kenko, harganya berkisar dari Rp. 800 ribu s/d Rp. 1,5 Juta. Anda bisa membeli-nya di toko-toko kamera besar.
 

Bagaimana Cara Memencet Tombol Shutter


Memencet tombol mungkin terdengar sepele, namun bagi pemula yang baru memiliki kamera, tentu ada hal yang perlu diketahui, karena saat anda memencet tombol shutter dengan benar maka kerja kamera akan lebih optimal. Yang perlu anda ketahui adalah bahwa cara memencet tombol shutter menentukan bagaimana kamera melakukan metering dan autofokus.


Arahkan kamera ke obyek yang akan anda foto kemudian pencet shutter kebawah namun jangan pencet sampai habis, pencetlah kira-kira separuh jalan dulu tanpa jari anda lepas dari tombol. Anda akan merasakan bahwa ada batas halus yang mengatakan “oh, berhenti disini dulu ya, aku mau mikir sebentar nih”. Dengan berhenti dulu sebentar ditengah jalan, anda memberi waktu bagi mekanisme autofokus kamera untuk maenganalisis obyek foto, mencari titik fokus dan baru kemudian mengunci fokus.





Begitu fokus terkunci, kamera akan mengkonfirmasi bahwa dia sudah dapat fokus dan biasanya memberi tahu kita disebelah mana titik fokus dikunci dengan tampilan kotak kecil yang bersinar terang (baik di viewfinder – DSLR maupun LCD – Kamera Saku). Sepanjang titik fokus tadi sudah berada di tempat yang sesuai keinginan anda, berarti kamera sudah melakukan autofokus dengan benar. Ditahap ini anda juga bisa mengatur ulang komposisi, menggeser sedikit sudut pemotretan sambil kamera terus mengunci fokus. Saat ini kamera juga akan melakukan proses metering terhadap obyek foto yang masuk frame.



Setelah mengunci fokus anda puas dengan calon foto yang tampak, kamera secara default akan memberi tahu juga dengan suara beep. Dititik ini sekarang anda bisa memencet penuh tombol shutter sampai mentok habis dan kamera akan mengambil foto.

Proses pencet separuh – tunggu – pencet habis ini cukup krusial jika anda memakai kamera autofokus, dan secara teknis biasanya dinamai pre-focus. Jika anda nekat langsung memencet habis shutter dikesempatan pertama tanpa ada proses berhenti di separuh jalan, ada kemungkinan kamera tidak bisa menemukan titik fokus sesuai keinginan anda serta metering belum bisa bekerja optimal.


Tips & teknik cara memakai mode manual pada kamera digital dslr


Teknik memakai mode Manual di kamera digital (DSLR)

Kamera digital atau DSLR saat ini sudah sangatlah canggih, dan banyak dari mereka yang menyediakan fungsi dan mode2 otomatis yang bisa mempermudah pengambilan gambar dengan pengaturan cahaya yang baik. Digital SLR sekarang datang dengan mode otomatis yang banyak dan beragam, dan tiap fungsi dapat mengantisipasi dan mencari pengukuran pencahayaan dengan tepat di setiap situasi yang berbeda2. Namun, tentu saja fungsi otomatis seharusnya tidak dapat mengalahkan insting dan pengukuran cahaya dari diri kita sendiri, agar kita bisa mencapai pencahayaan yang kita inginkan.
Marilah simak mode M atau Manual yang sakti ini, kiranya kapan waktu terbaik untuk menggunakannya, dan bagaimana cara terbaik untuk mencapai pencahayaan yang sempurna dengan mode ini.

Kapankah waktu yang tepat untuk menggunakan mode manual?

  • di mana pencahayaan pada lingkungan pemotretan sulit, dan fungsi otomatis dari kamera tidak dapat mengukur pencahayaan dengan benar. Biasanya terjadi pada situasi backlit, atau di mana cahaya utama dan sangat dominan searah dengan pandangan sang fotografer.
  • di mana sang fotografer ingin menjadi kreatif. Tidak semua foto itu harus diukur pada pencahayaan yang tepat. Kadang kala ada situasi di mana foto itu bagus nya jika over-exposed atau under-exposed.
  • di mana kontras dan jarak antara terang dan gelap sangatlah jauh berbeda. Situasi ini juga sangat sulit untuk diukur oleh kamera secara otomatis.

5 Cara Menyusun Komposisi Foto Agar Subjek Utama Lebih Menarik

Semua foto berebut minta diperhatikan, dan kalau satu foto sudah diperhatikan lantas semua elemen dalam foto berebut minta dilihat. Namun bagaimana kalau kita memang ingin menonjolkan subjek utama yang memberi kesan dan karakter paling kuat pada foto. Berikut ini 5 trik cara menonjolkan subjek utama dalam foto:

1. Manfaatkan Depth of Field

Dengan menggunakan bukaan aperture yang lebar (f/2.8), kita bisa mengisolasi subjek utama dan melakukan separasi dari background. Dengan cara ini, kita seolah-olah “memaksa’ pemirsa foto untuk memperhatikan hanya area tajam dan melupakan yang lain. Secara otomatis, subjek utama yang anda buat tajam akan sangat menonjol sementara latar belakang menjadi lumer dan sekedar menjadi pelengkap foto.

Kemanakah mata anda melihat pertama kali dalam foto di bawah ini?




Foto di atas dihasilkan dari setelan lensa yang sangat lebar sehingga membuat subjek utama (perempuan tua keriput) menjadi sangat menonjol dan yang lain menjadi sangat kabur dan seolah lumer bersama latar belakang foto.

2. Manfaatkan Garis Penuntun

Dengan menggunakan elemen garis dan geometri, kita bisa menuntun mata orang yang melihat foto menuju subjek yang ingin kita tonjolkan. Mata kita memiliki kecenderungan menyisir foto lantas mengikuti pola garis ada.


 Dalam foto di atas, jejak jalan yang menyingkap daun-daun yang rontok sangat membantu memberi keteraturan dalam foto dan mengarahkan pada subjek utama: deretan pohon tanpa daun yang kedinginan tersaput kabut dan berada nun jauh di sana.

3. Tepat di Tengah Frame

Walaupun aturan rule of thirds bilang sebaiknya kita tidak menempatkan subjek utama di tengah-tengah frame, ada baiknya aturan ini sesekali dilanggar kalau anda menemukan subjek yang memang enak ditaruh di tengah. Menempatkan mereka di tengah adalah sebuah statement bahwa kita memang sengaja menempatkan mereka menjadi pusat perhatian.



4. Gunakan warna Yang Mencolok

Cara lain menarik perhatian mata ke subjek uatama adalah saat kita memotret benda yang memiliki warna yang cukup kontras dibandingkan warna benda-benda lain di sekitarnya.


Ini adalah salah satu teknik paling efektif dan memberi kesan yang sangat kuat, asal anda bisa menemukan kombinasinya.

5. Teks

Keberadaan teks atau tulisan dalam sebuah foto secara otomatis akan merangsang mata orang untuk melihat dan lantas membacanya, asalkan memang terlihat jelas dan ukurannya bisa dibaca. Dan secara keseluruhan, teks ini akan memberi konteks pada foto dan menjadi salah satu objek utama yang paling menarik.



 

4 App Smartphone Ini Sangat Berguna Untuk Fotografer Landscape

Kalau hobi memotret pemandangan dan alam bebas (memburu sunset dan sunrise – memburu cahaya emas di puncak gunung dan pantai), kita tidak bisa hanya bergantung pada faktor keberuntungan. Perencanaan yang baik, teliti dan akurat seringkali menjadi faktor penentu.

Untuk memperoleh foto dengan cahaya alami terbaik, yang paling ideal adalah bila kita bisa membuat visualisasi karakteristik cahaya di lokasi hunting sebelum kita berangkat. Dengan bantuan app di bawah ini, kita bisa tahu lebih dulu posisi matahari di lokasi tertentu pada jam dan tanggal yang kita pilih. Jadi faktor keberuntungan bisa di minimalisir dan akurasi bisa ditingkatkan. Percuma kan kalau sudah  capek mendaki bukit untuk mengejar sunset tapi ternyata di bukit tersebut matahari akan terhalang bukit yang lebih tinggi di depannya?!

Berikut ini 4 app smartphone android dan ios yang kami pilih:

1. The Photographers Ephemeris (TPE)

App ini adalah salah satu yang paling populer di kalangan fotografer. Dengan TPE kita bisa mengetahui bagaimana sinar matahari/bulan akan jatuh di posisi spesifik (misal: candi borobudur) pada jam yang spesifik (jam 07.00) dan tanggal tertentu (15 Mei 2016).



Anda tinggal masukkan lokasi, waktu dan tanggal dan App akan menunjukkan di sebelah mana matahari, berapa ketinggiannya dan ke arah mana sinarnya. App ini tidak gratis, tapi untuk fitur se-krusial itu, harganya masih sangat terjangkau.
Silakan download The Photographers Ephemeris untuk Android dan untuk IOS.


2. Pashadelic

Pashadelic sebenarnya mirip dengan TPE di atas, ada fitur untuk melihat posisi matahari dan arah sinarnya pada lokasi dan waktu yang kit apilih, meskipun dalam versi yang lebih simpel dan tidak selengkap TPE. Tapi kelebihan Pashadelic adalah kita tidak perlu membayar untuk menggunakan app ini. Kita harus bergabung menjadi member Pashadelic, karena ia mengandalkan komunitas yang saling berbagi lokasi foto untuk mendapatkan referensi spot foto landscape yang keren di wilayah masing-masing.

Video ini cukup menjelaskan fitur dan kelebihan apa saja yang ditawarkannya:

 Coba unduh Pashadelic untuk Android dan untuk IOS.

3. Sun Seeker

Sun Seeker adalah salah satu app favorit karena mudah dipakai dan cukup canggih, bukan hanya bagi fotografer landscape namun juga bagi mereka yang ingin mengetahui posisi matahari di suatu lokasi dengan akurasi tinggi. Daya tarik utama Sun Seeker adalah fitur augmented reality 3D, cukup buka app di tempat anda berdiri maka dengan menggunakan kamera belakang smartphone ia akan menunjukkan di sebelah mana matahari berada dan jalur yang akan dilewati matahari sepanjang hari, lengkap dengan garis-garis ilustrasinya.

Kalau TPE handal untuk memperkirakan posisi matahari dalam scope landscape yang luas, maka Sun Seeker sangat handal untuk menentukan di posisi yang lebih detail dan sempit. Silakan lihat video singkat fitur Sun Seeker di bawah ini:



 Silakan unduh Sun Seeker untuk Android dan untuk IOS.

4. SkySafari

Kalau anda gemar memotret konstelasi bintang, galaksi (astofotografi) menggunakan lensa standar maupun lensa teleskop, maka app SkySafari ini adalah salah satu yang terbaik dalam membantu menemukan objek yang dicari.

SkySfari memberi kita akses pada posisi 119 ribu bintang dan 220 galaksi serta posisi semua planet, komet dan bulan di sistem tata surya kita menggunakan data dari NASA. Dengan menggunakan GPS smartphone, SkySfari akan menunjukkan di mana posisi bintang, galaksi dan benda langit lainnya serta membantu mengidentifikasi mereka dengan lebih mudah dan cepat, lengkap dengan data pendukungnya.


Kalau anda hanya ingin memotret star trail dan langit malam, app satu ini sudah sangat memadai sebagai alat bantu. Jangan lupa, carilah lokasi yang langitnya jernih dan masih bebas dari polusi untuk mendapatkan hasil maksimal.

SkySfari untuk Android dan untuk IOS.

Nah, selamat memilih yang paling pas untuk kebutuhan dan seleramu.

20 Trik Agar Foto Lebih Tajam


Belfot ingin membagi 20 trik agar hasil foto anda lebih tajam. Ikuti dibawah ini:

1. Gunakan Tripod.

Kalau saat memotret kamera kita bergoyang dan bergerak, pasti susah menghasilkan foto tajam. Jadi beli dan pakailah tripod. Pastikan anda membeli tripod yang stabil dan kokoh. Sebelum membeli, cek artikel belfot mengenai tripod seperti ini. Selain agar foto selalu tajam, ada 12 alasan kenapa tripod sebaiknya dibeli lho.


2. Jangan Lupa Kepala Tripod.

Tripod sudah, eits.. jangan lupa kepala tripod alias head. Kepala tripod hampir sama pentingnya dengan tripod itu sendiri. Pastikan anda tahu apa saja pertimbangan saat memilih tripod head.

3. Cara Memegang Kamera?

Saat tidak menggunakan tripod, pelajari cara memegang kamera yang baik dan benar supaya kamera lebih stabil dan tidak gampang bergoyang.

4. Gunakan Kabel Rilis.

Cable release bisa membuat kita tak perlu menekan tombol shutter dengan tangan kita, jadi mengurangi kemungkinan kamera bergoyang. Cable release bisa berbentuk kabel yang secara fisik menempel ke kamera maupun yang sudah lenih canggih menggunakan remote nirkabel.

5. Manfaatkan Timer Kamera.

Tidak punya tripod? Lupa belum membeli kabel rilis? Hmmm, gunakan saja timer bawaan kamera. Coba-coba cari cara mengaktikan fitur self timer ini, setiap kamera pasti dibekali fitur ini.

6. Mirror Lock Up

Kalau anda menggunakan kamera DSLR, kamera ini dibekali cermin (mirror) yang berguna untuk menampilkan gambar di viewfinder. Hampir semua kamera DSLR dilengkapi fitur yang bisa mengunci cermin agar tidak bergoyang saat kamera mengambil exposure, fitur ini biasanya dinamai mirror lock up. Aktifkan fitur ini karena goyangan cermin bisa berefek pada ketajaman (meski tidak selalu). Kalau anda pakai kamera mirrorless?.. wong mirror-less berarti nggak ada cerminnya lho.

7. Aktifkan Stabilizer Lensa atau Kamera

Image stabilization, vibration reduction, apapun namanya bisa dimanfaatkan untuk menambah ketajaman foto. Fitur ini ada yang tersedia di lensa atau menempel di kamera. Perhatikan bahwa ada IS/VR yang perlu disesuaikan saat anda memakai tripod.

8. Beli Lensa Terbaik (yang anda mampu)

Kalau mau suara yang mantab, belilah sound system terbaik. Kalau mau motor yang ngacir, belilah motor yang terbaik. Kalau mau foto yang tajam? belilah lensa terbaik. Lensa terbaik yang lumayan enteng buat kantong? lensa 50mm.

9. Gunakan depth of field yang cukup

Kalau semuanya sudah anda coba namun foto masih belum tajam, siapa tahu anda menggunakan depth of field yang terlalu sempit. Manfaatkan tombol DOF Preview di kamera untuk memeriksa. Anda juga bisa memanfaatkan DOF calculator yang banyak tersedia di internet seperti ini.

10. Letakkan Fokus Ditempat Yang Benar

Saat memotret portrait, mata harus tajam. Saat memotret landscape, pastikan foreground tajam. Apapun obyek foto anda, ketahui titik kritis yang harus terlihat tajam dan taruh titik fokus kamera disana.


11. Gunakan Shutter Speed Yang Memadai

Kenapa harus memadai? karena didunia ini tidak ada yang ideal. Maunya sih selalu memotret di shutter speed 1/2000 detik. Sayangnya tidak mungkin. Namun paling tidak gunakan shutter speed tercepat yang mungkin untuk kondisi pemotretan yang anda hadapi.

12. Memotretlah Dalam Pencahayaan Yang Bagus

Saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang cukup dan bagus, autofokus akan mampu mengunci fokus dengan lebih cepat. Dan obyek dalam foto pun akan TAMPAK lebih tajam dibandingkan saat dipotret di remang-remang. BUkan berarti tidak bisa menghasilkan foto tajam dalam kondisi kurang cahaya, hanya lebih sulit.

13. Manfaatkan Live View Kamera

Hampir semua kamera sekarang memberi fitur live view. DAlam banyak situasi, fitur ini sangat berguna untuk lebih akurat menempatkan titik fokus. Saat anda memotret makro sebuah bunga misalnya, dengan menggunakan live view kita bisa tahu

14.Bersihkan dan rawat lensa

Kalau anda memiliki lensa yang mulai berumur tua, cobalah sesekali bawa ke tempat servis untuk dikalibrasi dengan body kamera anda. Kebersihan lensa terutama bagian optiknya juga membantu kecepatan autofokus. Selalu rawat barang berharga ini.

15. Pelajari trik memotret benda bergerak

Saat memotret benda yang bergerak menjauh atau mendekat, ada banyak setting yang perlu dipertimbangkan, terutama shutter speed yang cukup dan juga cara mengunci fokusnya: pelajari beberapa mode autofokus dan mekanismenya supaya anda bisa mengantisipasi dengan baik.

16. Gunakan Lensa Di Sweet Spotnya

Setiap lensa memiliki area dimana dia bisa menghasilkan foto yang paling tajam, orang sono menamainya sweet spot. Anda bisa melakukan tes yang rumit untuk mengetahui dengan pasti dimana sweet spot lensa. Namun aturan gampang adalah, rata-rata lensa memiliki sweet spot di aperture 2 x aperture maksimalnya. Sebagai contoh kalau anda memiliki lensa dengan aperture maksimal f/2.8, maka besar kemungkinan sweet spot lensa ini di f/5.6 sampai f/8.

17. Saat shutter speed tidak mencukupi , dorong ISO-nya

Lima tahun yang lalu, menggunakan ISO 1000 di kamera kelas Rp. 20 Juta-an bisa menghasilkan noise digital yang cukup mengganggu di hasil foto. Tidak saat ini. Sekarang kamera dibawah Rp. 10 Juta pun oke dibawa ke ISO 1000. Jadi jangan takut memotret dengan ISO tinggi saat situasi membutuhkannya. Gunakan fitur auto ISO di kamera.

18. Diopter Adjustment

Hal ini cukup sepele namun banyak yang tidak tahu atau kadang memang lupa. Di kamera kita tersedia tombol diopter adjustment untuk membantu menyesuaikan ketajaman viewfinder, spesifik dengan kondisi mata si pemilik kamera. Gunakan jika anda merasa viewfinder tampak kurang fokus. Dengan viewfinder tampak tajam dan jelas, ini bisa membantu kita mengamati titik fokus dengan lebih akurat.

19. Mata, mata dan mata

Saat memotret orang, pastikan matanya menjadi titik fokus. Kalau anda memotret dengan depth of field yang sangat sempit (f/1.8 misalnya), jadikan mata yang paling dekat kamera sebagai titik fokus.

20. Manfaatkan Sharpening

Kita semua bergumul dengan software fotografi, ada yang sering ada yang sesekali. Entah dengan photoshop atau dengan alternatifnya, semuanya menyediakan cara untuk mempertajam hasil akhir foto alias sharpening. Saat konversi RAW, gunakan sharpening yang sangat minimal, lalu gunakan sharpening lagi di langkah terakhir.
Nah selamat mencoba.
Kredit foto: Herring Gull karya Levels Nature

Cara dan Tips Menjual Foto di Internet

Tidak banyak orang mengetahui bahwa hasil foto potretan mereka ternyata bisa dijual via online (internet). Banyak cara untuk berbisnis baik online maupun offline. Berbisnis online tidak harus memiliki produk atau barang bekas fisik untuk dijual di Tokopedia atau OLX. Anda bisa menjual produk digital, dari sekian banyak produk digital salah satunya adalah menjual foto (gambar) kreasi anda. Befoto kini menjadi gaya hidup sebagian besar orang Indonesia, khususnya anak muda. Apalagi, jika anda hobi traveling ke tempat wisata entah itu gunung, danau, pantai, musium atau keliling kota di dalam negeri maupun luar negeri. Istilah jual foto ini dinamakan "Stock photography" yaitu kumpulan foto yang dapat digunakan oleh biro iklan, majalah, atau pihak-pihak lain yang membutuhkan untuk digunakan sebagai ilustrasi. Foto-foto ini dijual lepas atau 'disewa' untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu.
 

Situs Jual Beli Foto Online

       Sekarang, anda rasanya bisa mendapatkan uang dengan hobi jalan-jalan anda. Syaratnya anda harus memiliki kamera, entah itu kamera dari HP atau kamera ala fotografer. Jika anda belum memiliki banyak foto indah dan bagus untuk dijual, maka mulailah dari sekarang untuk 'hunting' foto. Salah satu situs web yang menawarkan jual beli foto dari anda adalah "shutterstock". Ada banyak situs sebenarnya seperti :
 
  1. ShutterStock.com 
  2. Fotolia.com
  3. FreeDigitalPhotos.net 
  4. Veer.com 
  5. Alamy.com
  6. StockFresh.com
  7. Dreamstime 
  8. Depositphotos 
 Saya sendiri belum pernah menjual foto via online, karena saya kurang hobi fotografi atau traveling, jalan-jalan sehingga minim foto-foto. Artikel ini, saya buat untuk memecahkan kebuntuan pengalaman bahwa terlalu banyak jalan-jalan akan menguras uang kalian. Kini anda bisa menghasilkan uang dengan berjalan-jalan khususnya ke objek wisata yang menakjubkan. Ini merupakan tampilan situs web "shutterstock"
 
(Gambar tampilan situs shutterstuck, anda bisa mendaftarnya dan menjadi kontributor)
 

Tips Foto

       "Shutterstock" sendiri saya tahu dari sebuah buku yang saya beli di "Gramedia Book Fair".  Sebelum anda menjual foto-foto mahakarya anda, saya akan berikan tips foto-foto yang bermutu dan layak jual. Meskipun, saya tidak punya basic atau latar belakang di bidang fotografi, setidaknya saya senang berbagi informasi dari sumber-sumber terbaik. Berikut ini, tips atau kriteria foto (gambar) bermutu dan layak dijual di situs stok foto online khususnya di Shutterstock :
 
  • Pastikan foto yang hendak dikirm bagus dan tidak 'noise' bila perlu pelajarilah sedikit teknik dan tips fotografi.
  • Buatlah rencana keyword (kata kunci) foto anda yang sesuai dengan objek foto yang ingin ditekankan. Judul foto juga harus benar-benar sesuai atau relevan (nyambung) dengan foto anda.
  • Jangan memakai foto model narsis. Upayakan foto bersifat komersil seprofesional mungkin. Anda bisa lihat-lihat foto majalah atau search di mbah google contoh foto yang bersifat komersil. 
  • Sertakan model release untuk foto yang ada unsur orang (model). Jika bingung apa itu model release, bisa search di 'Google'.
  • Foto tidak boleh berlogo, bermerk dan apapun yang berhubungan dengan tanda perusahaan atau orang. Misalnya : kalo ambil foto suasana lalu lintas jangan sampai ada spanduk iklan mie. Segala atribut yang ada trademark atau copyright juga dilarang seperti gambar spongebob , mickey mouse atau upin-ipin.
  • Foto yang dipilih bukan hanya bagus secara teknis, tapi harus sesuai dengan keperluan pasar. Cobalah cari dan analisis topik atau tema foto seperti apa yang banyak diminati.
  • Foto yang mengandung unsur pornografi tidak diperkenankan.
Cobalah daftar ke situs jual beli foto tersebut. Mulailah upload foto-foto terbaik anda. Tidak semua foto yang anda kirimkan akan diterima, foto-foto tersebut biasanya akan diseleksi. Semakin banyak foto anda yang diterima, semakin besar potensi penjualan foto.


Metode Pembayaran Jual Beli Foto

Metode pembayaran bisa menggunakan beberapa alternatif di bawah ini.
1. PayPal (daftar di paypal.com)
2. Moneybookers (daftar di moneybookers.com)
 
aypal adalah instrumen pembayaran online paling populer dan banyak digunakan saat ini. Mengapa via paypal ? ini dikarenakan situs jual beli foto yang saya rekomendasikan berasal dari luar Indonesia sehingga tidak bisa langsung transfer via rekening Bank lokal. Proses pembuatan akun paypal relatif mudah dan hanya diperlukan rekening bank. Anda bisa search di 'Google' cara membuat akun paypal. Moneybookers juga merupakans salah satu instrumen pembayaran. Mekanisme pembayaran tergantung pada situs jual beli foto tersebut, namun umumnya Paypal lebih banyak digunakan.



Penulis : Fajar M

Pilih Zeiss Milvus, Otus atau Klasik?

Dulunya, lensa Zeiss untuk DSLR cukup sederhana, cuma ada satu keluarga yang kini dinamai Zeiss Classic. Beberapa tahun belakangan, Zeiss lebih aktif dari biasanya dalam mengeluarkan lensa-lensa baru untuk kamera DSLR maupun mirrorless.
Saat ini ada dua keluarga lensa baru, yaitu keluarga Otus (arti: Burung hantu) dan Milvus (arti: Elang).
Nah, karena mulai banyak pilihan, maka mungkin ini cukup memusingkan bagi yang sedang mencari lensa Zeiss baru, terutama spesifikasi lensanya mirip-mirip.
Misalnya di Zeiss Otus ada 55mm f/1.4 dan 85mm f/1.4. Di Milvus juga ada yang mirip, yaitu 50mm f/1.4 dan 85mm f/1.4.
Sebenarnya ada perbedaan yang cukup jelas diantara keluarga lensa Zeiss

Foto Keluarga Zeiss Otus: 28mm, 55mm, dan 85mm. Semuanya berbukaan f/1.4
Zeiss Otus dirancang untuk sempurna di setiap bukaan, termasuk di bukaan terbesar f/1.4. Selain tajam dan siap untuk kamera beresolusi tinggi (50 MP dan bahkan lebih). Otus memiliki desain lensa APO (Apochromatic) sehingga tidak ada chromatic aberationnya. Dalam desain, Otus memiliki barrel/gelang fokus yang lebih mulus dan lebih mudah digerakkan, sedangkan ring manual di Milvus meski mulus, tapi lebih terasa pemberatnya. Menurut saya, bagi yang konsentrasinya murni di fotografi, lebih bagus pakai Otus.

Zeiss Milvus family: 50mm f/2 makro, 50mm f/1.4, 35mm f/2, 85mm f/1.4, 100mm f/2 makro, 21mm f/2.8
 Zeiss Milvus merupakan keluarga lensa baru yang merupakan pembaharuan dari lensa Zeiss klasik. Dibandingkan dengan Otus, Milvus memiliki kelebihan di weathersealing yang sangat ketat. Sehingga saat digunakan di kondisi ekstrim seperti di padang pasir, laut, dll, lensa dan kamera akan tetap aman. Milvus juga lebih ramah terhadap videografer karena memiliki fitur de-click yang memungkinkan pengaturan bukaan yang mulus. Warna juga sudah dikalibrasi supaya hasil foto dan video diantara lensa Milvus sudah sama. Soal performa lensa, sebagian besar lensa Milvus sudah siap untuk kamera resolusi tinggi (36-50MP) atau video sampai dengan 8K. Kelemahannya, koreksi chromatic abberation-nya masih sedikit dibawah Otus di bukaan besar, dan sebagian lebih berat daripada lensa klasik. Soal harga, Zeiss Milvus lebih terjangkau daripada Otus. Dibanding keluarga Zeiss Klasik, Milvus juga dibekali dengan T* coating Zeiss yang baru, membuat foto lebih kontras dan lebih tahan dari flare saat backlighting.

Posisi seal lensa Milvus yang mencegah debu dan air masuk ke dalam lensa.

Tes debu Milvus

Sebagian lensa Zeiss Klasik masih dipasarkan karena jarak fokal lensanya belum tergantikan di Zeiss Milvus atau memiliki desain yang berbeda, contohnya 50mm dan 85mm. Koleksi lensa klasik yang masih tersedia diantaranya 15mm f/2.8, 18mm f/3.5, 25mm f/2, 25mm f/2.8, 35mm f/1.4, 50mm f/1.4, 85mm f/1.4, dan 135mm f/2.

Desain lensa klasik sangat berbeda dengan Milvus dan Otus, terutama di barrel/gelang fokusnya terbuat dari logam bergerigi, bukan dari bahan karet. Ukurannya relatif lebih pendek, dan sedikit lebih ringan karena tidak ada elemen weathershield. Beberapa lensa Zeiss klasik masih sangat baik digunakan di kamera beresolusi tinggi (24-50MP). Saya sendiri memiliki Zeiss 25mm f/2 dan 135mm f/2 dan keduanya saya nilai sangat baik kinerjanya, kualitas gambarnya hanya sedikit dibawah lensa Otus tapi memiliki harga yang jauh lebih murah.



Dua lensa Zeiss Klasik seperti 50mm dan 85mm f/1.4 sudah diperbaharui menjadi Milvus 50mm dan 85mm f/1.4 yang kualitasnya lebih baik dan siap untuk kamera resolusi tinggi.
Tapi jika Anda masih mengunakan kamera beresolusi rendah seperti 12-18 MP, maka lensa ini tidak mengecewakan. Harga lensa Zeiss klasik saat ini masih relatif terjangkau dan kadang-kadang ada diskon yang cukup besar.

Kesimpulan

Pilih Zeiss Otus jika:

  • Konsentrasi di fotografi
  • Ingin hasil foto yang terbaik terutama di bukaan besar
  • Dana tidak masalah
Pilih Zeiss Milvus jika:

  • Selain foto, juga aktif merekam video
  • Perlu lensa yang tahan di kondisi ekstrim
  • Mencari lensa yang harganya pantas “good value”
Pilih Zeiss Klasik jika:

  • Suka desain lensa klasik yang relatif compact
  • Jarak fokal lensa yang disukai tidak ada di Milvus maupun Otus
  • Dana terbatas

Hasselblad X1D – Kamera mirrorless Medium format

Hari ini adalah hari yang cukup menghebohkan dunia fotografi karena peluncuran Hasselblad X1D. Kamera ini merupakan kamera medium format, yang sensor gambarnya berukuran 44 x 33mm.

Sensor medium format ukurannya diatas kamera DSLR/mirrorless full frame (36 x 24mm) dan APS-C (22 x 15mm). Dengan ukuran sensor gambar yang lebih besar, kualitas gambar yang dihasilkan potensial lebih tajam, detail tertangkap lebih baik.




Selama ini, kamera medium format mungkin hanya dikenal oleh para profesional atau amatir yang sangat peduli dengan kualitas gambar terbaik untuk dunia periklanan, fashion, dan sebagainya.
Tapi masih sedikit penggemar fotografi yang belum mengenal sistem medium format ini. Alasannya antara lain ukuran kamera dan lensa yang besar dan harga yang melangit.

Hasselblad melalui X1D, ingin menunjukkan kamera medium format bisa kecil dan gaya juga meskipun harga masih cukup tinggi. Dari fisiknya, Hasselblad X1D ini lebih seperti kamera DSLR atau mirrorless bersensor full frame. Ukurannya 15 x 9.8 x 7.1 mm saja dengan berat 725 gram, kurang lebih seperti kamera DSLR full frame seperti Nikon D610 atau Canon 6D. Lensanya juga terlihat compact yaitu 45mm f/3.5 (ekuivalen 27.2mm di FF) dan 90mm f/3.2 (ekuivalen 55.8mm).

Karena flange back kamera ini yang tipis, maka dengan adaptor bisa dipasangkan dengan banyak jenis lensa. Yang paling cocok tentunya adalah dengan lensa medium format Hasselblad.


Berikut beberapa spesifikasi utama Hasselblad X1D

  • Medium format sensor 44 x 33mm
  • Aspek rasio 4:3
  • 50 Megapixel
  • ISO 100-25600
  • 2.36 Electronic viewfinder
  • Autofokus contrast detect – tidak ada phase detection
  • Leaf shutter, 1/2000 flash sync speed
  • Dual slot memory card (SD)
  • Video 1080/30p
  • GPS built-in
  • Touchscreen
  • Wifi
  • Battery 3200 maH, untuk sekitar 3 jam pemakaian
  • Made in Sweden


Secara desain, kamera ini sangat modern dan enak dilihat, cocok untuk gaya dan dibawa sehari-hari. Tapi yang gak enakin adalah harganya. USD$8995 untuk kamera, USD$2300 (Rp 30 juta) untuk lensa 45mm f/3.5 dan USD 2700 (Rp 36 juta) untuk lensa 90mm f/3.2.

Dibandingkan dengan kamera medium format lain yang kebanyakan untuk profesional, X1D ini membidik fotografer amatir, hobbyist, enthusiasts. Posisi kamera ini agak unik dan tidak ada saingan yang sifatnya head to head. Tapi calon pembeli X1D ini mungkin akan mempertimbangkan sistem Leica S atau SL, Pentax 645Z, atau kamera medium format Hasselblad seperti sistem H5D.




 Sistem kamera ini seakan angin segar bagi fotografer yang menginginkan kualitas kamera medium format dengan ukuran yang mudah dibawa. Kamera ini bisa digunakan untuk kegiatan profesional, tapi sepertinya akan lebih cocok untuk hobi dan gaya. Kesuksesan kamera ini akan bergantung pada kualitas dan pengembangan lensa, software dan aksesoris pendukung sistem ini.

Mencoba Canon 1DX II untuk street photography

Seminggu yang lalu, teman kami dari Datascrip, distributor kamera Canon mendrop kamera sangar Canon 1DX ke Infofotografi untuk kami coba. Sayangnya masa peminjaman cukup pendek yaitu sekitar 1 minggu sehingga kami hanya sempat hunting sebanyak dua kali. Pertama saya pakai untuk street photography di Pekojan dan Muara Angke, dan mas Erwin membawanya saat bukber dan foto hunting konsep model yang hasil reviewnya bisa di detikinet.com





 Kredit foto kamera : Erwin Mulyadi


Kesan pertama saya adalah kamera ini besar dan berat, karena vertical gripnya terintegrasi. Beratnya 1.53 kg termasuk baterai berkapasitas 1000-1200 jepret, tapi menurun jauh saat mengunakan live view untuk memotret yaitu sekitar 260 foto. Saat dipegang ditangan, kesannya kokoh. Banyak tombol-tombol bertaburan sehingga mengurangi keperluan untuk masuk ke menu untuk mengganti setting kamera. Yang agak mengejutkan saya adalah kinerja autofokus live view cepat, kurang lebih hampir sama dibandingkan dengan memotret dengan jendela bidik atau kamera mirrorless.
 
Kualitas gambar 20 MP solid dan berimbang antara speed, resolusi, ISO tinggi. Dynamic range juga oke. Dicoba dengan lensa 16-35mm f/2.8 yang sudah cukup tua (diluncurkan tahun 2007), hasil foto terutama wajah orang agak soft, tapi secara keseluruhan masih enak dilihat. Sebagai kamera DSLR untuk profesional, Canon 1DX II menurut saya memberikan peningkatan yang sangat baik. Beberapa yang masih terasa kurang adalah konektivitas karena tidak ada Wifi built-in, mesti mengunakan aksesoris tambahan. Dan yang paling terasa bagi saya yaitu suara shutter dan mirror yg keras.

ISO 100, f/8, 1/320 detik, 23mm

ISO 1000, f/2.8, 1/80 detik, 33mm

Dalam workshop street photography seputar Jakarta, pengalaman saya dalam mengunakan kamera ini agak campur baur. Saya menyukai kualitas gambar dan kecepatan autofokus dan kinerja kamera secara umum, tapi saya merasa agak keberatan untuk street photography meskipun saya sudah berupaya mengunakannya dengan lensa yang berukuran kecil seperti Canon 50mm f/1.8 STM. Memang seharusnya kamera semacam ini tidak dianjurkan untuk street photography, tapi bukan berarti tidak bisa he he he..

ISO 1000, f/7.1, 1/60 detik, 32mm

ISO 100,  f/2.8, 1/160 detik, 35mm
Kelebihan dan kelemahan Canon 1DX II
+ Kokoh
+ Kinerja cepat
+ Banyak tombol akses cepat
+ Live view cepat, autofokus tracking di live view jg cepat
+ Kapasitas baterai cukup bagus
+ Jendela bidik besar
+ Kualitas gambar bagus disegala kondisi cahaya
+ Dual Card slot (CF dan CFast)
+ Charger bisa mencharge dua baterai sekaligus
+ Autofokus dan metering baru yang lebih “pintar” bisa mengenali wajah
– Besar dan berat
– Suara shutter dan cermin berisik
– Distribusi titik autofokus tidak memenuhi layar
– Fungsi touchscreen terbatas di live view saja

ISO 640, f/6.3, 1/160 detik, 20mm

Kondisi backlighting bisa dihandle dengan baik. ISO 100, f/9, 1/80 detik, 20mm

Demikian hasil uji coba kamera ini dan saya merasa kamera ini paling cocok untuk fotojurnalis yang menghadapi medan yang ekstrim seperti di kondisi perang, kondisi cuaca ekstrim, atau yang membutuhkan kamera berkinerja tinggi untuk membekukan gerakan yang cepat. Jenis fotografi lain yang oke menurut saya adalah wedding photography, terutama liputan atau prewedding yang mengincar momen-momen candid.
Spesifikasi dan fitur baru Canon 1DX II bisa dibaca di artikel ini. Harga kamera ini saat ini Rp 75.575.000 body only.

[RK5] UPDATED: Bocoran Gambar Kamera Mirrorless Terbaru Olympus E-PL 8

Kamera Olympus E-PL 8
Olympus memiliki satu lagi kamera PEN yang akan segera hadir! Ini adalah gambar bocoran pertama dari kamera entry-level Olympus E-PL 8 yang ditampilkan di situs digicame-info.com. Kamera ini akan segera diumumkan bersama kamera action pertama Olympus. Sayangnya belum diketahui spesifikasi detailnya, tapi mungkin akan menggunakan sensor 16MP yang sama seperti yang digunakan oleh Olympus E-M10II.

Sementara situs Postel Indonesia mendaftarkan dua nama kamera Olympus dengan nama Olympus Stylus TG-Tracker dan Olympus IM001. Mungkin Stylus Tracker adalah kamera action  yang dirumorkan beberapa bulan lalu, dan akan segera dirilis Olympus dalam beberapa minggu ke depan.

 Secara sekilas dari bocoran gambar kamera bodi Olympus PEN E-PL 8 akan memiliki spesifikasi tanpa viewfinder, layar LCD yang dapat diputar, mampu merekam video mungkin masih Full HD dengan input mic stereo, external flash melalui hot-soe.

Kamera Olympus E-PL 8 (Belakang)

Kamera Olympus E-PL 8 (Atas)

UPDATE:
Minggu depan kamera ini akan diumumkan secara resmi. Hari ini tambahan lagi bocoran gambar dari Olympus E-PL 8 dari salah seorang sumber 43rumors.com. Kamera ini kemungkinan akan diperkenalkan dengan lensa makro baru 30mm f/3.5.


Sejak awal Maret kabar peluncuran Huawei P9 kencang terdengar dan pekan ini, tepatnya pada Rabu (6/4/2016), Huawei secara resmi meluncurkan ponsel yang menggunakan dua kamera buatan Leica itu di London, Inggris, seperti dilansir The Verge.

Dua kamera Huawei P9 dan P9 Plus menggunakan lensa Leica SUMMARIT dan sensor piksel 1,25 mikron beresolusi 12MP. Lensa itu dilengkapi teknologi hybrid-focus yang diklaim dapat menghasilkan foto dengan kualitas jauh lebih baik. P9 dan P9 Plus juga mendukung pengambilan gambar berformat RAW.

Huawei P9 dibekali layar seluas 5,2 inci beresolusi 1080p panel IPS LCD. Untuk seri P9 Plus mengusung resolusi layar yang sama namun jenisnya AMOLED berukuran 5,5 inci. P9 mengusung fitur 3D Touch yang berkonsep pressure sensitivity. Tapi di P9 Plus namanya berganti menjadi Press Touch.

Kedua ponsel pintar ini menggunakan prosesor Kirin 955 yang telah dimodifikasi dari versi yang digunakan di Huawei Mate 8 serta pengolah grafis Mali-T880. Huawei P9 hadir dengan baterai berkapasitas 3.000 mAh sedangkan Huawei P9 Plus hadir dengan baterai lebih besar 3.400 mAh.

Bicara harga, Huawei P9 versi RAM 3GB dan memori internal 32GB dibanderol dengan harga EUR599 atau sekitar Rp9 juta. Sedangkan P9 dengan RAM 4GB dan memori internal 64GB, Huawei memasang banderol EUR649 atau sekitar Rp9,7 juta. Untuk P9 Plus dibanderol seharga EUR749 atau sekitar Rp11,2 juta.

P9 akan tersedia dalam empat pilihan warna yaitu Rose Gold, Prestige Gold, Titanium Grey dan Mystic Silver, dengan varian P9 Deluxe dengan warna Haze Gold dan Ceramic White.

P9 Plus hanya tersedia dalam tiga pilihan warna yaitu Haze Gold, Quartz Grey dan Ceramic White.
Mengenai kapan masuk ke tanah air, Marketing Director Huawei Consumer Business Group Indonesia Ellen Angerani Gunawan menuturkan kepada Liputan6(6/4), "Untuk P9 series kemungkinan akhir Juli masuk ke market indonesia."

Namun Ellen belum bisa mengungkapkan harga jualnya di Tanah Air karena tiap negara memiliki kebijakan sendiri-sendiri.



Untuk apa Huawei menggunakan dua kamera Leica?

Dalam situs resminya, Huawei mengklaim bahwa keberadaan dua kamera tersebut memungkinkan ponsel Huawei P9 dan P9 Plus untuk menangkap warna yang lebih cemerlang dengan komposisi warna hitam dan putih yang memukau.

Berbeda dengan konsep kamera ganda yang digunakan untuk efek 3D atau perubahan fokus seperti di HTC M8, Huawei mengusung pendekatan berbeda. Satu dari kamera tersebut dilengkapi dengan sensor RGB tradisional, artinya mampu memotret foto dalam kondisi berwarna. Sementara satunya memiliki sensor monokrom, artinya hanya memotret dalam warna hitam dan putih.

Dilansir dari Softpedia, cara kerjanya adalah lensa kamera pertama akan mengambil warna red, green dan blue (RGB) dan juga menonjolkan data monokrom. Kemampuan untuk mensimulasikan efek wide-aperture memungkinkan lebih banyak cahaya ke lensa untuk membuat di titik gambar tertentu bisa sangat dalam.

Kualitas gambarnya disempurnakan berkat adanya dua sensor yang berbeda (RGB dan monokrom). Dengan begitu, ponsel dapat menggabungkan algoritma dari gambar yang ditangkap oleh masing-masing sensor tersebut. Sensor RGB untuk mendapatkan warna dari objek yang ditangkap, sedangkan detailnya didapatkan dari sensor monokrom.

Huawei menyebut dengan menggandeng Leica, bukan berarti lensa pada ponsel cerdas tersebut mampu menghasilkan kualitas setara dengan Leica yang legendaris. Adanya sertifikasi Leica berarti mendapatkan campur tangan Leica dalam proses pengembangannya.

Meskipun diklaim memiliki kamera yang dapat menghasilkan foto kualitas tinggi, Huawei menyarankan pengguna untuk tidak berharap terlalu tinggi.

Elephone Segera Rilis EleCam Explorer Elite, Berikut Sampel Hasil Video

Perusahaan asal China, Elephone beberapa waktu yang lalu telah meluncurkan kamera EleCam Explorer Pro yang memiliki kemampuan cukup mumpuni, dan kali ini mereka segera meluncurkan penerusnya. Penerus dari kamera tersebut adalah EleCam Explorer Elite yang akan meluncur dengan harga menggiurkan.



Action cam tersebut bakal datang dengan baterai sebesar 900mAh yang mampu memberikan daya lebih lama dari model sebelumnya. Kamera terbaru ini akan mendukung koneksi WiFi dengan opsi perekaman yang lengkap, mulai dari HD (120fps/ 60fps/ 30fps), 2K (30fps), dan 4K (24fps).
Terlepas dari kemampuan perangkat, cara khusus telah diambil oleh Elephone untuk menghasilkan desain yang stylish untuk kamera akan datang dengan body tipis dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, Elephone juga mengembangkan tim yang akan meningkatkan tingkat pengurangan warna dan update lebih yang akan meningkatkan firmware setelah produksi dimulai.
Untuk saat ini, informasi tentang harga belum diketahui namun dikabarkan bahwa itu akan sangat murah. Hal tersebut diambil untuk bersaing dengan produk serupa yang dibanderol dengan harga bersaing juga. Tak hanya itu saja, karena pada bocoran juga meyertakan sampel video singkat beresolusi 4K yang diambil menggunakan kamera tersebut, maka Anda bisa melihatnya pada tautan berikut.


Kamera Canggih ini Mampu Menangkap Gambar dengan Kecepatan 4,4 Triliun Frame per Detik

Para peneliti dari Jepang baru saja membuat sebuah kamera canggih yang mampu menawarkan kecepatan pengambilan gambar 1000 kali lebih tinggi dibandingkan kamera canggih saat ini. Kamera tersebut menggunakan teknik yang mereka sebut dengan nama Squentially Timed All-optical Mapping Photography (STAMP) dan membuat kamera tersebut mampu menangkap gambar dengan kecepatan 4,4 frame per detik.
Kamera ini pun dikembangkan untuk bisa menangkap momen-momen yang berlangsung dalam waktu sangat singkat. Sebagai contoh, para peneliti tersebut telah menggunakan kamera ini untuk menangkap gambar konduksi panas yang mempunyai kecepatan seperenam kecepatan cahaya.


Proyek pengembangan kamera canggih ini dilakukan oleh 12 ilmuwan yang berasal dari Keio University dan Universitas of Tokyo. Mereka pun rela menghabiskan waktu selama 3 tahun untuk bisa mewujudkan kamera tersebut. Harapannya, kamera ini nanti bisa digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang raksi kimia serta konduksi panas.
via Pocket-lint

Pelajari Teknik Fotografi Untuk Hasil Yang Gambar Bagus

Ingin Jepretan Bagus? Pelajari Teknik Dasar Fotografi Dahulu - Mempunyai hobi memotret tentu tidak akan lepas dari kamera sebagai media untuk mengambil gambar. Kamera yang biasanya di gunakan dalam dunia fotografi yaitu kamera DSLR. Yaps, kamera tersebut memiliki teknologi canggih dan di klaim sebagai kamera yang berbasis pengaturan yang lengkap.
 






Untuk menghasilkan hasil jepretan yang bagus, bukan sekedar hanya menekan tombol shutter saja. Anda harus mengetahui dan memahami teknik dasar fotografi terlebih dahulu. Untuk membantu anda dalam membuat hasil jepretan yang menarik, berikut beberapa teknik dasar fotografi yang bisa anda padukan dengan kamera kesayangan anda.

1. Cara Menekan Tombol Shutter
Tombol shutter yaitu tombol yang di gunakan untuk mengambil gambar. Anda harus memperhatikan cara menekan tombol shutter pada kamera anda. Caranya,  anda harus menekan setengah dari tombol shutter tersebut. Dengan demikian, fokus akan bekerja secara otomatis untuk mengunci obyek yang akan anda bidik sehingga gambar akan tampak fokus tanpa bluring.

2. Mengenal Eksposur
Eksposur (ekposure) berarti pencahayaan. Eksposur ini merupakan kesatuan inti pada dunia fotografi, karena teknik dasar fotografi terhadap eksposur berperan penting dalam menentukan kualitas foto anda. Memang pada kamera terdapat eksposur auto yang dapat bekerja secara otomatis. Namun sayangnya, fasilitas tersebut bekerja hanya sesuai kehendak program dan akan menghasilkan gambar yang tidak sesuai dengan keinginan. Oleh sebab itu, gunakan saja eksposur dalam keadaan manual, sehingga dapat di bentuk sesuai harapan anda.

3. Tentang Lensa
Lensa  pada kamera DSLR berfungsi untuk memfokuskan cahaya, hingga cahaya tersebut mampu membakar film. Umumnya sebuah lensa di bagi menjad dua jenis, yaitu lensa zoom dan lensa fix. Lensa zoom yaitu lensa yang mempunyai rentang pada focal length yang bisa di sesuaikan sesuai keinginan. Sedangkan lensa fix yaitu jenis lensa yang hanya memiliki focal length tunggal sehingga tidak dapat di ubah-ubah lagi kegunaannya. Sehingga anda perlu berjalan maju atau mundur untuk mengendalikan obyek.

4. Mengenal Sudut Pandang (Angle)
Angle pada suatu obyek juga mempengaruhi hasil bidikan anda. Hal ini juga juga merupakan salah satu teknik dasar fotografi yang harus di perhatikan. Terdapat  beberapa angle yang bisa anda gunakan salah satunya eye level. Eye level sering disebut dengan normal angle karena posisi yang di gunakan harus sejajar dengan obyek yang akan di bidik.

Bagaimana Cara Memencet Tombol Shutter

Memencet tombol mungkin terdengar sepele, namun bagi pemula yang baru memiliki kamera, tentu ada hal yang perlu diketahui, karena saat anda memencet tombol shutter dengan benar maka kerja kamera akan lebih optimal. Yang perlu anda ketahui adalah bahwa cara memencet tombol shutter menentukan bagaimana kamera melakukan metering dan autofokus.


Arahkan kamera ke obyek yang akan anda foto kemudian pencet shutter kebawah namun jangan pencet sampai habis, pencetlah kira-kira separuh jalan dulu tanpa jari anda lepas dari tombol. Anda akan merasakan bahwa ada batas halus yang mengatakan “oh, berhenti disini dulu ya, aku mau mikir sebentar nih”. Dengan berhenti dulu sebentar ditengah jalan, anda memberi waktu bagi mekanisme autofokus kamera untuk maenganalisis obyek foto, mencari titik fokus dan baru kemudian mengunci fokus.
Begitu fokus terkunci, kamera akan mengkonfirmasi bahwa dia sudah dapat fokus dan biasanya memberi tahu kita disebelah mana titik fokus dikunci dengan tampilan kotak kecil yang bersinar terang (baik di viewfinder – DSLR maupun LCD – Kamera Saku). Sepanjang titik fokus tadi sudah berada di tempat yang sesuai keinginan anda, berarti kamera sudah melakukan autofokus dengan benar. Ditahap ini anda juga bisa mengatur ulang komposisi, menggeser sedikit sudut pemotretan sambil kamera terus mengunci fokus. Saat ini kamera juga akan melakukan proses metering terhadap obyek foto yang masuk frame.

Setelah mengunci fokus anda puas dengan calon foto yang tampak, kamera secara default akan memberi tahu juga dengan suara beep. Dititik ini sekarang anda bisa memencet penuh tombol shutter sampai mentok habis dan kamera akan mengambil foto.
Proses pencet separuh – tunggu – pencet habis ini cukup krusial jika anda memakai kamera autofokus, dan secara teknis biasanya dinamai pre-focus. Jika anda nekat langsung memencet habis shutter dikesempatan pertama tanpa ada proses berhenti di separuh jalan, ada kemungkinan kamera tidak bisa menemukan titik fokus sesuai keinginan anda serta metering belum bisa bekerja optimal.

Tips Membeli Tripod: Beberapa Fitur Penting Untuk Pertimbangan

Tripod seringkali menjadi perlengkapan wajib dalam fotografi, di artikel terdahulu saya sudah membahas 12 alasan kenapa sebaiknya anda membeli tripod. Nah di artikel ini kita akan mendalami fitur apa saja yang perlu anda evaluasi sebelum membeli tripod.


Berat Tripod

Seberapa berat tripod anda? Tripod yang lebih berat memberi stabilitas ekstra namun kalau terlalu berat juga bisa menyiksa saat dibawa-bawa. Jika anda hanya menggunakan tripod di rumah atau untuk pemotretan studio anda bisa membeli tripod terberat yang anda mau, namun saat dibawa jauh ke pantai atau ke gunung, cobalah cari tripod dengan bahan alumunium atau serat karbon yang jauh lebih ringan.

Kapasitas Beban

Sebelum membeli tripod cobalah hitung berat beberapa alat anda: body kamera, lensa terberat yang anda miliki, flash (kalau perlu) serta tripod head (kalau tripod yang akan dibeli tidak memiliki head bawaan) kemudian jumlah keseluruhan berat alat-alat tadi. Sekarang coba cari tripod dengan spesifikasi kapasitas beban sedikit diatas total berat alat anda tadi. Banyak tripod yang ada dipasaran dirancang agar kuat menahan beban berat, namun kalau anda hanya memiliki peralatan ringan buat apa mengeluarkan ekstra uang untuk membeli tripod yang kapasitasnya jauh melebihi kebutuhan anda.

Kepala Tripod (Head) Built-in

Jika tripod yang akan dibeli memiliki head bawaan, periksa kestabilan dan kekokohan head. Tripod head yang kurang bagus biasanya masih “mengangguk” sedikit meskipun semua kuncian sudah dikencangkan.


Tripod Head Terpisah

Jenis tripod yang lebih mahal justru tidak menyediakan head bawaan, mereka hanya memberi sekrup dimana head eksternal bisa dipasang dan anda masih harus membeli head terpisah. Jenis tripod yang hanya berwujud kaki-kai ini memberi beberapa keuntungan:

  1. Kita bisa membeli jenis head yang sesuai kebutuhan
  2. Kita bisa memakai head berbeda yang sesuai dengan situasi pemotretan yang berubah-ubah, misalnya saat menggunakan kamera untuk videografi tentu butuh head yang berbeda dengan saat memotret

Kolom Tengah

Beberapa tripod memiliki kolom (kaki kecil) tambahan yang ada ditengah, biasanya bisa ditarik keatas. Kolom ini memang bisa menambah ketinggian tripod, namun juga bisa mengurangi kestabilan saat dipakai di kondisi berangin misalnya.

Tinggi Tripod

Tripod tersedia dengan bermacam ketinggian maksimum. Makin besar ketinggian maksimum tripod makin banyak jenis situasi pemotretan yang bisa di cover. Namun juga makin besar dan berat tripo tersebut sehingga makin tidak portabel. Cari yang seduai kebutuhan anda.

Kaki Yang Bisa Direntangkan

Beberapa tripod memiliki kaki yang bisa direntangkan sehingga bisa dipasang di permukaan yang miring, kalau anda banyak memotret landscape ini bisa menjadi keuntungan.

Jumlah Segmen Kaki

Jumlah segmen (potongan) kaki sebuah tripod bisa dua atau tiga atau bahkan empat. Makin banyak segmen makin kecil kaki tripod di bagian paling bawah sehingga lebih tidak stabil, namun banyak segmen juga membuat tripod makin ramping sehingga makin enak dibawa-bawa.


Gantungan Beban

Beberapa tripod memberi sebuah kait di kolom tengah bagian bawah, kait ini bisa kita pasangi beban tambahan untuk menambah kestabilan saat diperlukan misalnya saat kita memotret dicuaca berangin kencang atau saat anda memotret ditengah sapuan ombak. Anda bisa menggantungkan kantong berisi pasir atau bahkan tas kamera dikait ini sehingga tripod makin mantab berdirinya. Jika dirasa perlu, carilah tripod yang menyediakan fitur ini.

Ads Inside Post